Ringkasan Surat Edaran Bank Indonesia
Peraturan
: Surat Edaran Bank Indonesia No.15/11/DPNP tanggal 8 April
2013 perihal Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum
Berlaku : Tanggal 8 April 2013
Latar Belakang Pengaturan:
·
Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) ini merupakan tindak lanjut dari
telah diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.14/16/PBI/2012
tanggal 23 November 2012 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi
Bank Umum.
·
SE BI ini mengatur FPJP terkait dengan persyaratan pengajuan, tata cara
pengajuan, perhitungan nilai agunan, persetujuan, tata cara pelaksanaan
pemberian, pelunasan, eksekusi agunan, biaya pemberian dan pengawasan
penggunaan FPJP.
·
Pada saat SE BI ini mulai berlaku, SE BI No.10/39/DPM tanggal 14
November 2008 perihal Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Substansi Pengaturan:
I. Persyaratan FPJP
1. Umum
a. Bank yang dapat mengajukan permohonan FPJP adalah Bank yang:
1) mengalami Kesulitan Pendanaan Jangka Pendek
2) memiliki agunan yang berkualitas tinggi dengan nilai agunan yang mencukupi
3)
memiliki rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) paling rendah
8% dan memenuhi modal sesuai dengan profil risiko Bank, berdasarkan
perhitungan Bank Indonesia.
b.
FPJP diberikan sebesar plafon FPJP yang dihitung berdasarkan perkiraan
jumlah kebutuhan likuiditas sampai dengan Bank memenuhi GWM berdasarkan
hasil analisis Bank Indonesia atas proyeksi arus kas yang disampaikan
oleh Bank.
c. Pencairan FPJP sebesar kebutuhan Bank untuk memenuhi kewajiban GWM, selama memenuhi plafon dan jangka waktu FPJP.
d. Jangka waktu FPJP:
1) Jangka waktu setiap FPJP paling lama 14 hari kalender.
2)
Jangka waktu FPJP dapat diperpanjang secara berturut-turut dengan
jangka waktu FPJP keseluruhan paling lama 90 hari kalender.
e. Biaya bunga FPJP sebesar tingkat suku bunga Lending Facility ditambah 100 basis poin.
2. Agunan FPJP
a. Bank menjamin FPJP dengan agunan milik Bank berupa SBI, SBIS, SBN, Obligasi Korporasi dan/atau Aset Kredit.
b. Obligasi Korporasi hanya dapat dijadikan agunan FPJP dalam hal:
1) Bank memiliki SBI, SBIS, dan/atau SBN, namun tidak mencukupi untuk menjadi agunan FPJP; atau
2) Bank tidak memiliki SBI, SBIS, dan/atau SBN.
c. Aset Kredit hanya dapat dijadikan agunan FPJP dalam hal:
1) Bank memiliki SBI, SBIS, SBN, dan/atau Obligasi Korporasi, namun tidak mencukupi untuk menjadi agunan FPJP; atau
2) Bank tidak memiliki SBI, SBIS, SBN, dan/atau Obligasi Korporasi.
II. Pengajuan FPJP
1.
Permohonan FPJP. Bank dapat mengajukan permohonan FPJP paling cepat 7
(tujuh) hari kerja sebelum rencana kebutuhan FPJP pada setiap hari
kerja pukul 08.30 WIB sampai dengan 12.00 WIB.
2.
Permohonan perpanjangan FPJP. Apabila pada saat FPJP jatuh tempo Bank
belum dapat melunasi pokok FPJP, Bank dapat memperpanjang FPJP dengan
perubahan jangka waktu dan/atau plafon FPJP sesuai kebutuhan.
3.
Permohonan Penambahan Plafon FPJP. Apabila diperlukan, selama masa
periode FPJP Bank dapat mengajukan penambahan plafon FPJP sesuai
kebutuhan, dengan ketentuan:
a. Bank tidak dapat memenuhi kewajiban GWM berdasarkan perkiraan arus kas selama periode FPJP;
b. Bank memiliki agunan yang nilainya mencukupi dan memenuhi persyaratan; dan
c. Bank memenuhi persyaratan Rasio KPMM dan sesuai profil risiko.
III. Perhitungan Nilai Agunan FPJP
1. Agunan berupa SBI dan/atau SBIS, nilai agunan ditetapkan sebesar 100% dari plafon FPJP.
2. Agunan berupa SBN, nilai agunan ditetapkan paling rendah sebesar 105% dari plafon FPJP,
3. Agunan berupa Obligasi Korporasi, besarnya nilai agunan ditetapkan sebesar:
a.
120% plafon FPJP yang dijamin dengan Obligasi Korporasi yang
diterbitkan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan/atau dijamin oleh
pemerintah, dengan peringkat teratas.
b. 135% plafon FPJP yang dijamin dengan Obligasi Korporasi, dengan peringkat teratas.
c. 140% plafon FPJP yang dijamin dengan Obligasi Korporasi, dengan peringkat kedua teratas.
d. 145% plafon FPJP yang dijamin dengan Obligasi Korporasi, dengan peringkat ketiga teratas.
4. Agunan berupa Aset Kredit
a. Nilai agunan ditetapkan berdasarkan nilai baki debet Aset Kredit 2 (dua) hari kerja sebelum tanggal permohonan FPJP.
b.
Besarnya nilai agunan sebagaimana dimaksud pada huruf a ditetapkan 200%
(dua ratus persen) dari plafon FPJP yang dijamin dengan Aset Kredit.
IV. Persetujuan FPJP
Bank Indonesia menyetujui permohonan FPJP dalam hal:
1. Bank telah memenuhi persyaratan dan kelengkapan dokumen untuk permohonan awal, penambahan dan/atau perpanjangan FPJP.
2.
Berdasarkan analisis Bank Indonesia, diperkirakan bahwa Bank tidak
dapat memenuhi kewajiban GWM berdasarkan perkiraan arus kas yang
disampaikan oleh Bank.
V. Pelaksanaan Pemberian FPJP
1.
Pencairan FPJP. Dalam hal permohonan FPJP disetujui, Bank Indonesia
akan mencairkan pemberian FPJP sebesar kekurangan GWM yang dihitung
berdasarkan posisi harian saldo giro Bank dan diberikan sepanjang tidak
melebihi plafon FPJP yang disetujui.
2. Pemantauan FPJP
a.
Bank harus menyampaikan laporan kepada Bank Indonesia mengenai
penggunaan FPJP dan kondisi likuiditas Bank pada setiap akhir hari
kerja.
b. Bank melakukan perhitungan rasio KPMM secara harian selama periode pemberian FPJP.
c. Bank melakukan penilaian dan pemantauan pemenuhan persyaratan agunan terhadap seluruh agunan FPJP secara harian.
d. Penghentian pencairan FPJP. Bank Indonesia akan menghentikan pencairan FPJP dalam hal:
1) hasil perhitungan rasio KPMM bank di bawah 8% dan profil resiko Bank
2) terjadi penurunan nilai agunan FPJP dengan kondisi sebagai berikut:
a) Bank tidak dapat menyerahkan agunan untuk menambah dan/atau mengganti agunan FPJP
b) Bank masih memiliki sisa plafon yang lebih besar daripada penurunan nilai agunan.
e. Pengakhiran FPJP, Bank Indonesia akan mengakhiri perjanjian FPJP dalam hal:
1)
terjadi penurunan nilai agunan pada saat periode penghentian pencairan
FPJP sehingga nilai sisa plafon lebih kecil dibandingkan dengan nilai
penurunan agunan
2) terjadi penurunan nilai agunan FPJP dengan kondisi sebagai berikut:
a) Bank tidak dapat menyerahkan agunan untuk menambah dan/atau mengganti agunan FPJP setelah jangka waktu berakhir; dan
b)
Bank masih memiliki sisa plafon yang belum digunakan lebih kecil
daripada penurunan nilai agunannya atau Bank sudah menggunakan seluruh
plafon FPJP
VI. Pelunasan FPJP
1.
Apabila selama jangka waktu pemberian FPJP saldo rekening giro Rupiah
Bank di Bank Indonesia melebihi kewajiban GWM, Bank Indonesia akan
mendebet rekening giro Rupiah Bank sebesar kelebihan GWM tersebut
sebagai pelunasan keseluruhan atau sebagian nilai pokok FPJP.
2.
Pada saat FPJP jatuh tempo, Bank Indonesia mendebet Rekening Giro
Rupiah Bank di Bank Indonesia dengan mendahulukan pembayaran biaya bunga
FPJP kemudian pelunasan pokok FPJP.
VII. Eksekusi Agunan FPJP
Bank Indonesia melakukan eksekusi agunan FPJP dalam hal:
1. FPJP jatuh tempo dan tidak terdapat perpanjangan FPJP, atau perjanjian FPJP diakhiri; dan
2. saldo Rekening Giro Rupiah Bank di Bank Indonesia tidak mencukupi untuk melunasi biaya bunga dan/atau nilai pokok FPJP.
VIII. Biaya FPJP
Biaya yang timbul sehubungan dengan pemberian FPJP menjadi beban Bank penerima FPJP, antara lain berupa:
1. biaya bunga FPJP sampai dengan FPJP dilunasi;
2. biaya pembuatan akta perjanjian FPJP dan pengikatan agunan FPJP;
3.
biaya transaksi, biaya kustodian dan biaya lainnya yang timbul atas
pengagunan Obligasi Korporasi di otoritas penatausahaan surat berharga
dimaksud;
4. biaya proses eksekusi agunan;
5. biaya lainnya terkait pemberian FPJP.