Senin, 14 Februari 2011

Pelajar menjadi sasaran kebijakan

Saya ingin mengulas sedikit tentang kebijakan pemerintah terhadap Pelajar yang menghadapi pembelajaran yang kurang memuaskan.kenapa sebagai pelajar yang ingin mengembangkan potensi diri,ilmu dan kecerdasan mereka dalam mencapai cita-cita menjadi terhambat dalam pembelajaran yang ditentukan oleh pihak pemerintah.dari pembahasan pembelajaran yang begitu banyak yang dimasukkan,padahal sedikit yang begitu diutamakan.kenapa tidak difokuskan kedalam pemlajaran yang diutamakan dalam UN(Ujian Nasional) yang diterapkan sebagai evaluasi sebuah kelulusan.Apakah para pemerintah kurang tau tentang kemampuan otak kita,apalagi para remaja yang masih ada keiginannya untuk belajar sambil bermain,karena setiap manusia mempunyai kualitas dan kuantitas otak yang berbeda dan semua itu tidak selalu memadai.Sudah banyak yang diuapayakan oleh para sekolah dari Guru untuk memberikan yang terbaik buat murid-muridnya agar dapat nilai melewati dari nilai standar yang diterapkan oleh pemerintah.Sering kali saya menangkap teman saya yang masih duduk dibangku SMU yang tidak lulus dari ujian.Dia jadi tidak bersemangat untuk menempuh semua keinginan yang diidamkannya.Seharusnya pemerintah tau bahwa pelajar adalah penerus generasi muda yang sedang berkembang mencari jati diri mereka sesungguhnya kemana mereka melangkah karena dari generasi muda lah bila dia berkembang dan sukses akan membantu dalam membuka penempatan lowongan kerja.Bila mereka terhambat ditengah-tengah dalam pembelajarannya maka akan bertambah dan bertambah para pengangguran dan angka kemiskinan akan bertambah banyak.Banyak pelajar yang tak sanggup mengikuti kebijakan tersebut bila kita liat dalam lingkunga orang kaya mereka bisa mendapatkan pendidikan dari kursus,les,guru panggilan karena hanya kebijakan pemerintah tersebut.beda halnya dengan orang yang kurang mampu!,mereka putus asa dan mereka rela tidak melanjutkan dengan pemikiran "bila saya sekolah dan saya tinggal kelas saya akan buang-buang uang untuk hal ini".mereka jadi tidak dapat berkreasi dengan potensi diri mereka didalam pembelajaran sekolah tersebut.Padahal dari yang sering kita dengar mengenai kebocoran soal UN dan kesulitan penyebaran soal didaerah-daerah terpencil ini semua gak ada kaitannya mengenai riwayat para pelajar tetapi ini semua mengenai bagaimana pemerintah mengisi uang kantong mereka.Mereka tidak melihat nasib para Pelajar yang gigih untuk mengikuti semua proses pembelajaran yang ditujukan pemerintah kepada mereka para pelajar yang butuh ketegasan yang benar dalam membantu proses pendidikan.Akankah tahun ini solusi pemerintah yang mengurangi ketidak lulusan para pelajar akan berhasil dengan metode berikut bahwaUN bukan alat seleksi utama yang menentukan kelulusan siswa. Mulai tahun ini 2011, formula baru kelulusan siswa dari satuan pendidikan harus mengakomodasi nilai rapor, ujian sekolah, dan UN. Mendiknas juga menjelaskan, formula baru yang akan dilaksanakan adalah menggabungkan nilai UN dengan nilai sekolah (NS).
Nilai sekolah adalah gabungan nilai ujian sekolah ditambah nilai rapor semester 1 - 4. Selain itu, nilai gabungan antara nilai sekolah dengan UN ditetapkan minimal 5,5. Nilai sekolah dan UN mempunyai bobot masing-masing yang akan ditentukan oleh pemerintah. Bobotnya akan ditentukan, namun bobot nilai sekolah akan lebih kecil dari bobot UN.
Dengan adanya formula baru ini, Mendiknas mengatakan bahwa UN ulangan akan ditiadakan tahun depan, karena syarat atau formula yang ada saat ini lebih longgar yakni maksimum dua mata pelajaran dengan nilai 4, dan minimum 4 mata pelajaran dengan nilai minimum 4,25. Selanjutnya, nilai kelulusan siswa adalah kombinasi dari nilai gabungan dengan nilai ujian sekolah seluruh mata pelajaran.
Rencana pemerintah tersebut terdengar sangat menggembirakan. Hal ini dilakukan sebagai upaya dari pemerintah untuk memperbaiki kualitas UN yang selama ini dinilai masih perlu banyak perbaikan. Selain itu, pencapaian peningkatan mutu pendidikan baik tingkatan satuan pendidikan ataupun nasional sebagai salah satu tujuannya. Tapi pertanyaannya adalah: "Apakah formula baru UN ini akan berjalan sesuai rencana?"
Menurut kenyataan di lapangan, banyak permasalahan dalam pelaksanaan UN sejauh ini. Salah satunya seperti yang saya bilang tadi bahwa adanya upaya pihak sekolah melakukan kecurangan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan untuk membocorkan Ujian tersebut sebenarnya dalam hal ini pun belum bisa mendapatkan mutu potensi diri dari pelajar bila dalam suatu perkara ini ditambah persulit.seharusnya dari kebelah pihak saling mendukung dan kebelah pihak saling memberikan tanggapan dan perkembangan dari yang ada agar kualitas pendidikan di Indonesia bisa dikategorikan BERKEMBANG.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar